Kamis, 24 November 2011

resensi 'Mengenal cara berbisnis China'

Judul: The Chinese Tao of Business
Rahasia Kesuksesan dan Keunggulan Strategi Bisnis Pengusaha Cina
Penulis: George T. Haley, Usha CV Haley dan Chin Tiong Tan
Terbitan: PT Mizan Publika, Februari 2008
Tebal: 434 Halaman



Bagi saya buku tentang filsafat bisnis ala Tao ini terasa menarik usai melahap strategi perang ala Sun Tzu. Maklum saja Sun Tzu adalah penganut ajaran Tao yang menitikberatkan pada asas keseimbangan Yin dan Yang.
Pendiri ajaran Tao adalah Lao Tsu (lahir 604 sebelum Masehi) kemudian dilanjutkan ‘Chuang Tzu’. Ajaran Taoisme bisa ditemukan dalam buku Tao Teh Ching,, Chuang-Tzu, Huai-nan-tzu dan Lieh-tzu.
Trio penulis George T. Haley, Usha CV Haley dan Chin Tiong Tan mencoba mengintip rahasia kesuksesan bisnis pengusaha Tionghoa yang terbukti andal berkat prinsip kesimbangan tersebut.
Namun ketiga penulis tak langsung menukik pada prinsip Tao dan justru mengajak pembaca berpetualang dalam alam pikiran Tionghoa seperti Konfusius, Lao Tsu, Meng-tzu, Mo Tzu, Yang Chu hingga Siddharta Budha Gautama.
Inti dari penjejahan tersebut adalah ajaran Tao berlandaskan pada prinsip alamiah, harmonis dan selaras mengikuti kodrat alam. Ajaran ini berkembang dan menyatu dengan kehidupan dan budaya Tionghoa sehingga mempengaruhi pola pikir, kesenian dan ilmu tradisional Tionghoa.
Tak berhenti di situ, ketiga penulis membawa pembaca lebih jauh lagi pada pemikiran reformis Tionghoa modern a.l Hong Xiuquan, Kang Youwei, Chen Duxiu, Dr. Sun Yat-sen dan tentu saja Mao Zedong.
Dengan mengajak pembaca menelusuri pemikiran yang berkembang di China maka asumsi sistem bisnis masyarakat Tionghoa yang berbeda dengan cara-cara Barat akan lebih mudah terbayang.
Masyarakat Barat justru akan mengerti mengapa pebisnis China tak memperdulikan banyak persoalan aturan-aturan ala Barat yang mengikat seperti hak kekayaan intelektual dan sistem perburuhan yang ruwet.
Singkat kata, dalam buku setebal 434 halaman ini penulis ingin menekankan jika ‘ ingin berbisnis dengan masyarakat Tionghoa cobalah cara dan falsafat berbisnis ala Tionghoa’.
Bak prinsip perang Sun Tzu. Kenalilah musuhmu. Jika ingin menaklukkan medan perang bisnis China pelajarilah budayanya. Jika dilihat dalam persepektif Yin dan Yang. Dengan mempelajari buku ini, pebisnis diajak mencari unsur kesimbangan.
Harus diakui energi ketiga penulis ini cukup besar dalam penyusunan buku ini karena selain melakukan riset pustaka juga melakukan sejumlah wawancara mendalam dengan eksekutif.
Dari sejumlah wawancara itu terlihat bagaimana langkah yang diambil para pebisnis untuk bertahan di tengah sengitnya bisnis di daratan China. Bak dunia persilatan, para eksekutif itu harus selalu mengasah ilmu.
Hanya saja untuk bisa berbisnis dengan sukses diperlukan keberanian untuk memulai bisnis. Ada sebuah tamsil dalam ajaran Tao yang berbunyi “Kita tidak akan bisa mengerti rasa manis dari sebutir gula hanya dengan membaca sebuah buku yang bercerita tentang gula.” Selamat memulai berbisnis.
»»  READMORE...

Bagaimana Cara Mengatasi Resiko Bisnis?

Banyak orang berpendapat, bahwa salah satu ciri entrepreneur yaitu berani mengambil resiko. Resiko keluar dari zona kenyamanan yang didapat selama ini, dan masuk ke dalam zona baru yang penuh dengan ketidakpastian. Namun yang perlu digaris bawahi adalah, seorang entrepreneur sukses bukanlah orang yang berani mengambil resiko saja. Tapi mereka juga harus bisa mengelola segala resiko menjadi sebuah peluang baru yang menguntungkan.
Untuk memulai usaha memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan keberanian dan  strategi bisnis yang matang, sebelum akhirnya masuk ke zona yang serba belum pasti ini. Semua peluang bisnis memang memiliki resiko, walaupun tingkat resiko yang dimiliki berbeda-beda. Ada usaha yang beresiko besar adapula yang resikonya hanya kecil, namun bukan berarti resiko-resiko tersebut tidak bisa diatasi dan diminimalisir. Bagaimana cara mengatasi resiko bisnis? Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan, untuk mengurangi resiko.
  • Sebelum memulai usaha, sebaiknya Anda melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
  • Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang Anda miliki, jangan sampai Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala resikonya.
  • Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu Anda untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha Anda berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya resiko yang tidak diinginkan.
  • Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan resiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha yang Anda miliki juga masih terbatas.
  • Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas  untuk mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala resiko yang muncul bisa Anda atasi dengan baik.
  • Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar.
  • Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk Anda. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan produk.
Dari informasi diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa semua resiko bisnis bisa diatasi dengan kejelian, ketekunan dan kreatifitas Anda. Oleh karena itu, tingkatkan kemampuan dan pengetahuan Anda dalam menjalankan usaha. Agar segala resiko yang muncul ditengah perjalanan, tidak sampai merugikan bisnis Anda. Sekian informasi dari kami, semoga informasi ini bisa memotivasi Anda agar tidak takut lagi dengan resiko menjalankan usaha. Salam sukses.
»»  READMORE...

Rabu, 23 November 2011

Selalu ada Solusi dari Setiap Masalah

Satu hal yang sering dianalogikan bagi seorang pengusaha adalah ia sebagai problem solver atau pemecah masalah atau pembeli solusi. Karena justru dari kegiatan memberi solusi ini seorang pengusaha berhak menerima reward atau profitnya.
Ada orang yang tidak bisa menanam padi, tapi butuh makan, maka pengusaha memberinya solusi dengan menyediakan (mendatangkan dan menjual) beras. Sudah ada beras, tapi tidak sempat masak, maka pengusaha memberi solusi dengan menyediakan makanan cepat saji. Ada lagi orang yang ingin punya rumah, tapi tidak bisa membangunnya sendiri, maka si pengusaha membatu membuatkan rumah buat orang tadi dan menjualnya pada orang tersebut. Itu gambaran gampangnya.
Nah, lebih dalam lagi, dalam setiap aktifitas berusaha atau berbisnis, seorang pengusaha juga pasti akan menemukan masalah-masalah yang harus ia pecahkan. Entah masalah SDM, pemasaran, hubungan interpersonal, atau bahkan masalah dalam keluarga sendiri. Karena tanggung jawab atas ada-tidaknya solusi bagi setiap masalah dalam bisnis juga pasti kembali pada si pengusaha alias si business owner.
Makanya, salah satu nilai yang harus ditanamkan dalam diri seorang pengusaha adalah “semangat solusi” (mengambil istilah yang disampaikan Aa Gym). Semangat solusi ini tidak hanya dibutuhkan saat ada masalah, tapi sejak awal mula berniat membuka usaha dan selama dalam perjalanan mengembangkan dan memajukan bisnisnya, harus selalau ditekankan dan mengingatkan pada diri sendiri akan semangat solusi ini.
Bagi pengusaha pemula, ketika baru saja punya niat ingin punya usaha saja sudah banyak masalah. Mulai dari modal, suplier, barang / logistik, pemasaran, dll. Kalau memang sudah ada niatan, jangan sampai masalah tersebut tetap dianggap masalah, anda sendirilah yang bertanggungjawab untuk memecahkan masalahnya.
Seperti di blog saya ini, kalau ada kontes pertanyaan favorit, maka pemenangnya adalah pertanyaan tentang “saya ingin punya usaha, tapi tidak punya modal, bagaimana?” Itu memang masalah klasik Makanya bagi para calon pengusaha, itulah masalah pertama yang mesti diselesaikan. Kalau anda sudah bisa mengatasi masalah permodalan di awal dan tetap memegang prinsip semangat solusi, maka dalam perjalanan nanti apapun masalah yang datang akan dihadapi dengan tenang.
»»  READMORE...

Kenali dan Akrabi Sumber-Sumber Modal Usaha Untuk Percepatan Bisnis Anda

Ngomongin soal buka usaha maupun membesarkan usaha, selalu berujung pada ketersediaan modal kerja dalam bentuk uang atau cash. Bahkan dari awal menulis blog, selalu muncul pertanyaan dan komentar tentang keinginantahuan bagaimana cara mendapatkan modal karena tidak cukupnya modal, atau sulitnya mendapat modal, padahal sudah ingin sekali buka usaha atau sudah terdesak untuk membesarkan bisnisnya .
Meskipun sudah banyak yang berusaha meyakinkan, terutama bagi pemula bisnis, bahwa untuk membuka usaha faktor modal uang merupakan faktor yang “tidak terlalu penting” atau “bukan prioritas pertama”, tapi tetap saja kalau tidak ada modal uang sepertinya pergerakan usaha akan sedikit pelan dan terhambat.
Dan tidak dipungkiri pula bahwa dibalik setiap kesuksesan atau ledakan bisnis , sudah pasti ada pergerakan atau penambahan modal uang (hutang dan piutang) yang berhasil dihimpun pemilik usaha. Untuk itulah kita perlu sedikit lebih kreatif untuk bisa memperoleh suntikan-suntikan dana segar dari pihak lain.
Salah satu cara agar mudah mendapatkan modal adalah mesti tahu dimana modal berada dan kenali sumber-sumbernya. Setelah kenal, akrabi baik-baik sumber tersebut. “Tidak ada makan siang yang gratis” katanya, ini juga terjadi pada modal, maka perlu juga dipahami imbalan-imbalan apa yang mesti disiapkan yang akan diminta oleh sumber modal tersebut, istilah dalam iklan-iklan adalah penuhi “syarat dan ketentuan berlaku “.
Beberapa sumber modal yang patut dikenali dan diakrabi, antara lain:
- Saudara, kerabat, dan keluarga. Ini mungkin salah satu sumber modal yang bisa memberikan syarat dan ketentuan yang lunak, dan patut dipertimbangkan pertama kali untuk menghimpun modal usaha.
- Teman, sahabat, temannya teman, sohib, dll. Sumber ini juga patut diperhitungkan dan jadi prioritas awal, karena juga bisa menawarkan syarat dan ketentuan yang ringan.
- Kartu Kredit. Kartu kredit bisa dimanfaatkan untuk tarik tunai dan dengan pengelolaan yang baik, bisa jadi sumber talangan dana dengan sistem gali lubang tutup lubang. Minimal diperlukan dua kartu kredit agar bisa aman melakukan gali lubang tutup lubang seperti ini. Tips dan trik-nya bisa cari sendiri ya :)
- Bank. Sumber pendanaan yang paling populer barangkali. Sudah ada pilihan mau bank konvensional atau bank syariah. Yang tidak mau ambil resiko bunga, bisa ke bank syariah dengan sistem semacam bagi hasil. Tapi sebagai peminjam kita harus memenuhi persyaratan yang lengkap sebelum bisa menarik dana dari bank. Pahami dan kenali betul-betul segala persyaratan dan konsekuensi dari peminjaman ke bank ini. Jangan terpaku hanya pada bank-bank besar ternama, manfaatkan bank-bank kecil yang mampu memberikan syarat yang lebih ringan.
- Pegadaian. Punya barang berharga yang masih sayang jika dijual? pegadaian bisa mengatasi masalah modal anda dengan menggadaikan barang berharga milik anda dan anda masih tetap bisa memanfaatkan dan memiliki barang tersebut. Sekarang pegadaian sepertinya semakin fleksibel. Barang-barang yang tidak bisa diagunkan di bank, bisa diterima dengan mudah di pegadaian. Bisa mobil, motor, emas, perhiasan, dll yang tidak bisa dijadikan agunan di bank, bisa digadaikan. Bunga atau biaya gadainyapun relatif ringan jika memang digunakan untuk usaha yang produktif & profitable. Juga sudah ada pilihan pegadaian konvensional dan pegadaian syariah.
- CSR Perusahaan Besar. Perusahaan-perusahaan besar dan BUMN memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility- CMIIW) yaitu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dengan memberikan bantuan kepada usaha-usaha kecil agar bisa berkembang. Syarat dan ketentuan CSR memang berbeda-beda dan relatif lebih ringan dibanding pinjaman bank. Layak untuk dikenali dan digali segala informasi dari tiap penyedia CSR agar bisa mendapat modal usaha.
- suplier. Suplier sering ingin sekali barang cepat terjual. Kalau suplier tahu kita mampu menjual barang dengan bagus, tapi kita terhambat modal, asal disampaikan dengan baik, kemungkinan besar suplier akan bersedia membantu dalam bentuk pinjaman barang dagangan.
- Pembeli / Customer. Pinjam uang dari pembeli? yang bener aja? Ya, pinjam uang dari pembeli adalah praktek bisnis yang lazim. Sudah banyak yang mempraktekannya. Kalau anda punya barang dagangan yang memang dibutuhkan, pasti customer dengan rela hati akan memberikan uangnya sebagai DP (Down Payment). Bahkan banyak yang rela membayar cash keras di depan untuk mendapat barang yang diinginkan. Contoh klasik ya di dunia properti, contoh lain peluncuran handphone, note bokk dll yang memang diidamkan pembeli. Contoh lain penjualan voucher belanja sebagai gift. Orang belum beli barang tapi sudah menyerahkan uang ke kita.
- Rentenir. Dalam agama rentenir sangat dilarang. Saya juga tidak menganjurkan, karena ancamannya neraka, hiiii…… Tapi karena dalam praktek masih saja ada, rentenir layak dimanfaatkan dalam kondisi yang kepepet. Dan sebagai 'pengusaha' mestinya punya semangat negosiasi yang kuat. Makanya kalau pinjam ke rentenir mesti negosiasikan dengan baik, biar bisa keluar dari jebakan bunga dan rentenir. Tawarkan bagi hasil jika memungkinkan.
- dan lain-lain yang masih banyak lagi. Kreatifitas andalah yang membatasi. The sky is the limit.
Semoga bermanfaat
Wassalam
»»  READMORE...

Cara Mudah Memulai Bisnis / Usaha Sambilan

Untuk memulai usaha atau bisnis janganlah menunggu kondisi yang ideal. Modal yang cukup, lokasi yang strategis, karyawan yang cakap, waktu yang luang untuk memulai bisnis adalah kondisi yang ideal. Dan untuk mendapatkan semuanya dalam waktu yang bersamaan tentu butuh pengorbanan yang lebih besar.
Apalagi bagi kita-kita yang masih berstatus sebagai karyawan di tempat lain, menunggu kondisi ideal bisa menjadi pilihan yang sulit.
Salah satu pilihan bagi seorang karyawan untuk memiliki bisnis sendiri adalah membuka usaha sambilan. Sehingga kita bisa tetap bekerja dan mendapatkan gaji. Dan kita berusaha mendapatkan tambahan penghasilan lewat usaha yang kita rintis.
Membuka usaha sambilan bisa menjadi pilihan yang menyenangkan kalau kita bisa menentukan jenis usaha dan skala usaha sesuai minat dan kemampuan kita. Kalau memang kita punya kondisi yang ideal, pilihan untuk membuka perusahaan, membuka toko, atau mengambil franchise adalah pilihan yang tepat.
Tapi bagi yang belum berani untuk mengambil resiko dengan membuka toko sendiri, ada satu pilihan yang mudah untuk segera memulai usaha, yaitu dengan sistem KONSINYASI.
Dengan sistem konsinyasi kita menitipkan barang dagangan kita ke toko, kios, atau minimarket / supermarket orang lain. Kita tidak perlu memiliki toko sendiri dan tidak perlu memiliki karyawan sendiri. Jelas akan menghemat banyak biaya. Kita hanya perlu menanamkan modal pada barang dagangan dan investasi waktu plus tenaga untuk menawarkan ke toko orang lain. Barangnyapun tidak harus buatan sendiri, bisa barang yang kita beli grosiran kemudian kita titipkan ke beberapa toko.
Kesepakatan Konsinyasi bisa fleksibel, untuk toko-toko kecil seperti kios kami, cukup dilakukan secara kekeluargaan / musyawarah mufakat dan dengan kesepakatan yang lebih mudah. Berapa barang yang ditaruh, berapa harganya, kapan mau dicek, kapan dilakukan pembayaran, dan kesepakatan lain dibicarakan bersama dan setelah deal atau kedua pihak sepakat maka Konsinyasi bisa dijalankan. Ada baiknya kesepakatan ini dilakukan secara tertulis (dan memang seharusnya tertulis) meskipun dalam format yang sederhana, sehingga jika ada perselisihan, sudah ada pedomannya.
Untuk menitipkan barang ke perusahaan yang sudah besar (minimarket atau supermarket) tentu persyaratannya lebih ketat. Pihak supermarket sudah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Pengalaman di kios kami (Kios Addina), setelah terlihat tokonya hidup (banyak pelanggan dan banyak transaksi), ternyata banyak yang datang menawarkan konsinyasi. Awalnya kami sangat berhati-hati, ada rasa khawatir barangnya nanti tidak laku. Tapi Alhamdulillah banyak barang konsinyasi yang berhasil terjual di kios kami.
Barang yang ditawarkan ke Kios kami juga beragam. Awalnya hanya jilbab dan produk serupa, kemudian ada yang menawarkan minyak wangi, dan bahkan sekarang ada yang menitipkan tas wanita. Para pemilik barang yang menitipkan di kios kami, secara berkala mengecek barangya laku atau belum, perlu ditambah atau belum. Kadang juga cukup dilakukan dengan SMS dan jika sudah laku, pemilik barang datang ke kios kami untuk menerima pembayaran barangnya yang laku.
Terus bagaimana kalau barang tidak laku? Pemilik barang biasanya menukar dengan barang lain dan mungkin barang yang tidak lakuk di kios kami bisa dan mungkin sekali laku di tempat lain. Jadi kalau mau menitipkan barang konsinyasi sebaiknya jangan hanya ke satu toko. Kalau bisa menitipkan barang ke banyak toko, sama saja kita punya toko banyak tanpa harus sewa toko, tanpa harus membayar karyawan, dan uangpun mengalir…
»»  READMORE...

perbedaan bisnis online dan offline

Sebenarnya ada perbedaan antara Bisnis Online dan Offline, yaitu dari sistem kerjanya. Mengapa bisa saya katakan berbeda sistem kerjanya...??? simple aja klo Bisnis Online itu di lakukan secara online sedangkan bisnis offline dilakukan secara offline...simple bukan...??? Tapi namanya bisnis itu gampang - gampang susah baik online atau offline, tergantung dari cara kita melakukannya. Secara garis besar Bisnis Online mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, karena sekarang ini banyak orang yang berlomba - lomba untuk berbisnis online yang mana kita ketahui hasil pendapatannya lebih menggiurkan dari pada bisnis offline.



Adapun bisnis offline itu membutuhkan tempat yang besar,produk apa yang akan dijual,karyawan sebagai pekerjanya serta gudang yang besar untuk menyimpan produknya apa bila ada order besar. Sedangkan Bisnis Online kita tidak butuh tempat yang besar,karyawan sebagai pekerjanya serta gudang yang besar, dibisnis online kita hanya butuh sebuah website serta produk apa yang akan kita promosikan ke khalayak publik. Gimana cara agar produk kita dapat diminati oleh orang banyak, dengan promosi lewat media iklan berbayar ataupun gratisan. Dengan adanya bisnis online ini banyak orang berusaha mencoba dan menjalani bisnis ini untuk mendapatkan hasil yang menggiurkan apalagi dengan hasil yang didapat berupa dollar.

Maka saya dapat mengatakan bahwa Bisnis Online itu sangat nyantai kita tidak harus bangun pagi untuk ke kantor atau anda di dalam Bisnis Online anda dapat menjadi seorang boss atau pemimpin jadi anda yang mengatur segala kegiatan di dalamnya. Klo bisnis offline seperti yang saya terangkan diatas tadi bahwa ada seorang pemimpin,karyawan,produk dan tempat kerja yang cukup besar serta gudang sebagai media penyimpan.

Dengan perjelasan diatas tadi hanya sedikit penjelasan dari saya semoga dapat bermanfaat bagi anda atau bagi anda yang pemula dalam bisnis. Saya minta maaf klo ada yang kurang karena saya bukan master bisnis tapi saya hanya mencoba berbagi ilmu ke sesama.
»»  READMORE...

_comment with your facebook_