Judul: The Chinese Tao of Business
Rahasia Kesuksesan dan Keunggulan Strategi Bisnis Pengusaha Cina
Penulis: George T. Haley, Usha CV Haley dan Chin Tiong Tan
Terbitan: PT Mizan Publika, Februari 2008
Tebal: 434 Halaman
Bagi saya buku tentang filsafat bisnis ala Tao ini terasa menarik usai melahap strategi perang ala Sun Tzu. Maklum saja Sun Tzu adalah penganut ajaran Tao yang menitikberatkan pada asas keseimbangan Yin dan Yang.
Pendiri ajaran Tao adalah Lao Tsu (lahir 604 sebelum Masehi) kemudian dilanjutkan ‘Chuang Tzu’. Ajaran Taoisme bisa ditemukan dalam buku Tao Teh Ching,, Chuang-Tzu, Huai-nan-tzu dan Lieh-tzu.
Trio penulis George T. Haley, Usha CV Haley dan Chin Tiong Tan mencoba mengintip rahasia kesuksesan bisnis pengusaha Tionghoa yang terbukti andal berkat prinsip kesimbangan tersebut.
Namun ketiga penulis tak langsung menukik pada prinsip Tao dan justru mengajak pembaca berpetualang dalam alam pikiran Tionghoa seperti Konfusius, Lao Tsu, Meng-tzu, Mo Tzu, Yang Chu hingga Siddharta Budha Gautama.
Inti dari penjejahan tersebut adalah ajaran Tao berlandaskan pada prinsip alamiah, harmonis dan selaras mengikuti kodrat alam. Ajaran ini berkembang dan menyatu dengan kehidupan dan budaya Tionghoa sehingga mempengaruhi pola pikir, kesenian dan ilmu tradisional Tionghoa.
Tak berhenti di situ, ketiga penulis membawa pembaca lebih jauh lagi pada pemikiran reformis Tionghoa modern a.l Hong Xiuquan, Kang Youwei, Chen Duxiu, Dr. Sun Yat-sen dan tentu saja Mao Zedong.
Dengan mengajak pembaca menelusuri pemikiran yang berkembang di China maka asumsi sistem bisnis masyarakat Tionghoa yang berbeda dengan cara-cara Barat akan lebih mudah terbayang.
Masyarakat Barat justru akan mengerti mengapa pebisnis China tak memperdulikan banyak persoalan aturan-aturan ala Barat yang mengikat seperti hak kekayaan intelektual dan sistem perburuhan yang ruwet.
Singkat kata, dalam buku setebal 434 halaman ini penulis ingin menekankan jika ‘ ingin berbisnis dengan masyarakat Tionghoa cobalah cara dan falsafat berbisnis ala Tionghoa’.
Bak prinsip perang Sun Tzu. Kenalilah musuhmu. Jika ingin menaklukkan medan perang bisnis China pelajarilah budayanya. Jika dilihat dalam persepektif Yin dan Yang. Dengan mempelajari buku ini, pebisnis diajak mencari unsur kesimbangan.
Harus diakui energi ketiga penulis ini cukup besar dalam penyusunan buku ini karena selain melakukan riset pustaka juga melakukan sejumlah wawancara mendalam dengan eksekutif.
Dari sejumlah wawancara itu terlihat bagaimana langkah yang diambil para pebisnis untuk bertahan di tengah sengitnya bisnis di daratan China. Bak dunia persilatan, para eksekutif itu harus selalu mengasah ilmu.
Hanya saja untuk bisa berbisnis dengan sukses diperlukan keberanian untuk memulai bisnis. Ada sebuah tamsil dalam ajaran Tao yang berbunyi “Kita tidak akan bisa mengerti rasa manis dari sebutir gula hanya dengan membaca sebuah buku yang bercerita tentang gula.” Selamat memulai berbisnis.
»» READMORE...
Rahasia Kesuksesan dan Keunggulan Strategi Bisnis Pengusaha Cina
Penulis: George T. Haley, Usha CV Haley dan Chin Tiong Tan
Terbitan: PT Mizan Publika, Februari 2008
Tebal: 434 Halaman
Bagi saya buku tentang filsafat bisnis ala Tao ini terasa menarik usai melahap strategi perang ala Sun Tzu. Maklum saja Sun Tzu adalah penganut ajaran Tao yang menitikberatkan pada asas keseimbangan Yin dan Yang.
Pendiri ajaran Tao adalah Lao Tsu (lahir 604 sebelum Masehi) kemudian dilanjutkan ‘Chuang Tzu’. Ajaran Taoisme bisa ditemukan dalam buku Tao Teh Ching,, Chuang-Tzu, Huai-nan-tzu dan Lieh-tzu.
Trio penulis George T. Haley, Usha CV Haley dan Chin Tiong Tan mencoba mengintip rahasia kesuksesan bisnis pengusaha Tionghoa yang terbukti andal berkat prinsip kesimbangan tersebut.
Namun ketiga penulis tak langsung menukik pada prinsip Tao dan justru mengajak pembaca berpetualang dalam alam pikiran Tionghoa seperti Konfusius, Lao Tsu, Meng-tzu, Mo Tzu, Yang Chu hingga Siddharta Budha Gautama.
Inti dari penjejahan tersebut adalah ajaran Tao berlandaskan pada prinsip alamiah, harmonis dan selaras mengikuti kodrat alam. Ajaran ini berkembang dan menyatu dengan kehidupan dan budaya Tionghoa sehingga mempengaruhi pola pikir, kesenian dan ilmu tradisional Tionghoa.
Tak berhenti di situ, ketiga penulis membawa pembaca lebih jauh lagi pada pemikiran reformis Tionghoa modern a.l Hong Xiuquan, Kang Youwei, Chen Duxiu, Dr. Sun Yat-sen dan tentu saja Mao Zedong.
Dengan mengajak pembaca menelusuri pemikiran yang berkembang di China maka asumsi sistem bisnis masyarakat Tionghoa yang berbeda dengan cara-cara Barat akan lebih mudah terbayang.
Masyarakat Barat justru akan mengerti mengapa pebisnis China tak memperdulikan banyak persoalan aturan-aturan ala Barat yang mengikat seperti hak kekayaan intelektual dan sistem perburuhan yang ruwet.
Singkat kata, dalam buku setebal 434 halaman ini penulis ingin menekankan jika ‘ ingin berbisnis dengan masyarakat Tionghoa cobalah cara dan falsafat berbisnis ala Tionghoa’.
Bak prinsip perang Sun Tzu. Kenalilah musuhmu. Jika ingin menaklukkan medan perang bisnis China pelajarilah budayanya. Jika dilihat dalam persepektif Yin dan Yang. Dengan mempelajari buku ini, pebisnis diajak mencari unsur kesimbangan.
Harus diakui energi ketiga penulis ini cukup besar dalam penyusunan buku ini karena selain melakukan riset pustaka juga melakukan sejumlah wawancara mendalam dengan eksekutif.
Dari sejumlah wawancara itu terlihat bagaimana langkah yang diambil para pebisnis untuk bertahan di tengah sengitnya bisnis di daratan China. Bak dunia persilatan, para eksekutif itu harus selalu mengasah ilmu.
Hanya saja untuk bisa berbisnis dengan sukses diperlukan keberanian untuk memulai bisnis. Ada sebuah tamsil dalam ajaran Tao yang berbunyi “Kita tidak akan bisa mengerti rasa manis dari sebutir gula hanya dengan membaca sebuah buku yang bercerita tentang gula.” Selamat memulai berbisnis.